Sabtu, 19 Juni 2010

GAYA HIDUP PROFETIK



Muhammad Zuhri
Guru Sufi Revolusioner
 
MUQODDIMAH

Nun jauh di ufuk lalu planet kita yang mungil ini sering dikunjungi oleh hamba-hamba robbani yang telah mengukir sejarah ummat manusia dengan ornamen surgawi. Mereka adalah para penempuh jalan kebenaran yang tiada tanding, para pencari yang berhasil menemukan dirinya yang bukan anak struktur, dan para piawai yang telah menyelamatkan bumi dari kefanaannya.

Mereka datang dari puncak gunung, dari tepi ngarai, pinggir samodera dan dari padang pasir yang tandus bukan untuk berburu dan mengumpulkan kekayaan duniawi, melainkan hendak mengajak ummat manusia untuk menunda datangnya hari kiamat dan sekaligus mengurungkan kematian.

Kesombongan dalam Beragama


Hidup beragama tidak lantas hidup akan lebih tenang dan hidup akan semakin bijak dan lurus. Sebagaimana tujuan diturunkan agama itu sendiri, yaitu sebagai penunjuk pada jalan yang lurus.  Hidup beragama mempunyai tantanganya sendiri. Belakangan ini justru agama dituding sebagai pemantik timbulnya permasalahan. Sebuah contoh Jemaah Ahmdiyah yang diangkat dalam penulisan skripsi ini.
Jemaah Ahmadiyah beberapa tahun terahir ini mengalami mimpi buruk kemanusiaan. Dibeberapa daerah yang menjadi basis Ahmadi selalu hidup dalam terror, kantor mereka dalam ancaman penggerebekan dan penghancyuran, rumah-rumah pengikut jemaah Ahmadiayah dibakar oleh kelompok yang bersebrangan dengan ahmadiyah, kelompok yang menyerag Ahmadiyah mengatas namakan pembersihan aliran sesat dalam Islam.
Jemaah Ahmadiyah telah dianggap sebagai aliran sesat dan keluar dari Islam. Dipaksa untuk tidak mengakui sebagai bagian dari Islam. Kelompok yang mengatasnamakan Islam yang sangat benci dengan Ahmadiyah dan Instrumen pemerintah pun ikut dalam upaya diskriminasi terhadap Jemaah Ahmadiyah. Bahkan sebagian besar dri mereka memfasilitasi kelompok yang bersebrangan dan tidak suka untuk menghncurkan Jemaah Ahmadiyah
Sebenarnya apa arti kesesatan dalam hidup beragama. Apa arti perbedaan pandangan dan keyakinan dalam hidup yang multukultural? Sebuah kata bijak seorang sufi besar, Abu Yazid Bustami mengatakan, Barangsiapa dirinya meresa lebih baik dari Fir’aun maka dia sunggh sombong. Disinalah arti pentingnya hidup rendah hati tidak merasa lebih baik dari orang lain. Menerima perbedaan pandangan dan keyakinan hidup  orang lain dalam hidup yang multikultural.