
Hidup beragama tidak lantas hidup akan lebih tenang dan hidup akan semakin bijak dan lurus. Sebagaimana tujuan diturunkan agama itu sendiri, yaitu sebagai penunjuk pada jalan yang lurus. Hidup beragama mempunyai tantanganya sendiri. Belakangan ini justru agama dituding sebagai pemantik timbulnya permasalahan. Sebuah contoh Jemaah Ahmdiyah yang diangkat dalam penulisan skripsi ini.
Jemaah Ahmadiyah beberapa tahun terahir ini mengalami mimpi buruk kemanusiaan. Dibeberapa daerah yang menjadi basis Ahmadi selalu hidup dalam terror, kantor mereka dalam ancaman penggerebekan dan penghancyuran, rumah-rumah pengikut jemaah Ahmadiayah dibakar oleh kelompok yang bersebrangan dengan ahmadiyah, kelompok yang menyerag Ahmadiyah mengatas namakan pembersihan aliran sesat dalam Islam.
Jemaah Ahmadiyah telah dianggap sebagai aliran sesat dan keluar dari Islam. Dipaksa untuk tidak mengakui sebagai bagian dari Islam. Kelompok yang mengatasnamakan Islam yang sangat benci dengan Ahmadiyah dan Instrumen pemerintah pun ikut dalam upaya diskriminasi terhadap Jemaah Ahmadiyah. Bahkan sebagian besar dri mereka memfasilitasi kelompok yang bersebrangan dan tidak suka untuk menghncurkan Jemaah Ahmadiyah
Sebenarnya apa arti kesesatan dalam hidup beragama. Apa arti perbedaan pandangan dan keyakinan dalam hidup yang multukultural? Sebuah kata bijak seorang sufi besar, Abu Yazid Bustami mengatakan, Barangsiapa dirinya meresa lebih baik dari Fir’aun maka dia sunggh sombong. Disinalah arti pentingnya hidup rendah hati tidak merasa lebih baik dari orang lain. Menerima perbedaan pandangan dan keyakinan hidup orang lain dalam hidup yang multikultural.
3 komentar:
guleh ma' tambe kagum ke panjhenengan, kaktoan. sajen bijak cora'en... :D
Inna Lillahi wainna Ilairojuin.
segalanya dariNya dan Akn kembali PadaNya
jangan tambah lagi bebanku dengan nafsumu. aku masih tak sanggup mengembalikan pujianmu padaNYa.
Posting Komentar