Senin, 26 Maret 2012

Kritik Sastra Katrin Bandel



Tahun-tahun terakhir ini, dunia sastra Indonesia geger dengan datangnya dua isu “perempuan” dan seks. Isu perempuan dan seks dalam arti pengarang perempuan yang semakain menjamur, maupun isu tentang seks sebagai tema karya sastra yang sedang ngetren sekarang ini. Meskipun tergolong muda tidak sedikit dari mereka (pengarang perempuan) mendapatkan penghargaan sastra dari pengamat dan kritikus sastra dan Klaim-klaim sebagai pendobrak tabu dan lain sebagainya.
Katrin Bandel dalam buku kumpulan esei-eseinya yang berjudul Sastra, Perempuan, Seks mencoba merespon klaim-klaim yang selama ini yang cenderung memuja-muja pengarang perempuan, sebagai penulis hebat, baru atau sebagai “sastrawangi” dan lain sebagainya. Benarkah karya mereka demikian hebat sehingga pantas dihebohkan seperti itu?

Mengungkap Potret Buram Sejarah PKI

Tulisan ini sudah pernah di terbitkan Kotan Harian Bernas Jogja 


Meletusnya tragedi berdarah paling mengerikan dalam lembaran sejarah Indonesia yang mengakibatkan hilangnya jutaan nyawa samapai sekarang masih menjadi kontroversi yangt semakin melebar. Tragedi yang sering disebut Pemeberontakan Gerakan 30 September 1965 (G-30-S) masih belum jelas siapa dalang dibalik tragedi itu.
Setiap kali membaca sejarah G-30-S, semua memusatkan pada Partai Komunis Indonesia (PKI), yang menjadi terdakwa sebagai dalangnya. Mungkin kita akan skeptis, merasa heran dan terkejut, ketiaka ada sebuah analisis gerak sejarah, serta sisipan analisis dan data yang tergolong baru dan langka, bahkan tidak kita temukan dalam discourse dan wacana “resmi ” yang kita nikmati selama ini, yang menagtakan bahwa dalang dalam tragedi berdarah sebenarnya bukan PKI.